Jika malam-malam biasa
monas Jakarta identik dengan gemerlap metropolitan,
maka malam itu, di mana ratusan ribu manusia memutihkankannya. Semua pasang mata membulirkan air mata sebagai bentuk rindu kepada Rasululllah Muhammad Saw. Semua itu terjadi berkat tuntunan dari al-Alim al-allamah al-Musnid Habib Umar bin Hafidz Yaman. Ad-Dai ilallah yang kini gencar menyerukan islam damai di berbagai belahan dunia, seperti Malaysia, Singapura, Afrika, Timur Tengah, Amerika Serikat, kawasan Eropa dan antero dunia lainnya.
maka malam itu, di mana ratusan ribu manusia memutihkankannya. Semua pasang mata membulirkan air mata sebagai bentuk rindu kepada Rasululllah Muhammad Saw. Semua itu terjadi berkat tuntunan dari al-Alim al-allamah al-Musnid Habib Umar bin Hafidz Yaman. Ad-Dai ilallah yang kini gencar menyerukan islam damai di berbagai belahan dunia, seperti Malaysia, Singapura, Afrika, Timur Tengah, Amerika Serikat, kawasan Eropa dan antero dunia lainnya.
***
Yang mulia Habib Umar bin Umar bin Hafidz, Yaman |
Dalam kesempatan itu,
Pengasuh Rubath Darul Musthafa Yaman itu mengatakan bahwa kita harus bersyukur
kepada Allah, karena telah dipilih menjadi umat Muhammad dan dapat meneladani
beliau. Salah satu buktinya adalah berkumpul dalam pertemuanNa ini yang penuh
berkah. Apalagi dalam bulan muharram ini, di mana Allah telah memerintahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. untuk hijrah dari Makkah menuju Madinah.
Cinta Abu Bakar
Dijelaskan dalam sebuah kitab bahwa suatu siang Rasulullah datang kepada Abu bakar, waktu yang tidak biasanya beliau datang. Abu Bakar merasa ada yang janggal. Kenapa datang pada siang hari?. Dalam hatinya, menebak sesuatu telah terjadi.
Dijelaskan dalam sebuah kitab bahwa suatu siang Rasulullah datang kepada Abu bakar, waktu yang tidak biasanya beliau datang. Abu Bakar merasa ada yang janggal. Kenapa datang pada siang hari?. Dalam hatinya, menebak sesuatu telah terjadi.
Dan benar, ternyata
Rasulullah memberikan kabar bahwa Allah telah memerintahkan untuk hijrah.
Kemudian Abu Bakar menawarkan diri untuk menemaninya. Rasulullah pun
memperbolehkan. Luar biasa senangnya Abu Bakar karena bisa menemani kekasihnya
di waktu yang sulit. Sayyindatina Aisyah mengatakan, “Saya tidak pernah melihat
raut bahagia Ayah seperti saat itu”.
Ketika Kejahatan
Sistematis dikalahkan dengan Keikhlasan
Rasulullah hijrah karena rekayasa kaum Quraisy sudah luar biasa kelewat batas. Saat itu, Rasulullah rencananya akan dibunuh oleh sepuluh kesatria terbaik kafir Quraisy. Namun apa yang dilakukan oleh Allah. Ia menumbangkan kejahatan yang sistematis itu dan membalas dengan kehinaan.
Rasulullah hijrah karena rekayasa kaum Quraisy sudah luar biasa kelewat batas. Saat itu, Rasulullah rencananya akan dibunuh oleh sepuluh kesatria terbaik kafir Quraisy. Namun apa yang dilakukan oleh Allah. Ia menumbangkan kejahatan yang sistematis itu dan membalas dengan kehinaan.
Ternyata pada waktu yang
telah disepakati, sepuluh pemuda itu malah tertidur. Akhirnya Rasulullah dengan
sangat santai keluar dari rumah. Bukan hanya itu, beliau malah bisa dengan
santai melihat wajah sepuluh kesatria pilihan yang kini tergolek tanpa daya.
Bahkan Rasulullah sempat mengambil pasir yang kemudian diletakkan di atas
masing-masing kepala kesatria.
Selalu ramah dan dinanti umat. |
Kemudian ketika sampai
di gua tsur, Rasulullah bersama Abu Bakar berada di dalamnya. Saat itu, ada
sebuah lubang yang terlihatlah kaki para kaum Quraisy. Abu Bakar takutnya luar
biasa. Dalam bayangannya, seandainya mereka merunduk melihat kaki mereka,
niscaya terlihatlah ia dan Rasulullah. Melihat hal itu, kemudian Rasulullah
mengatakan, “Wahai Abu Bakar, apakah kamu lupa ayat yang mengatakan ketika dua
muslim berkumpul maka Allahlah yang menjadi pihak ketiga. Artinya Allah telah
menjaga kita”.
Sementara itu, di luar
riuh perdebatan antara kaum Quraisy. Salah satu dari mereka mengatakan,
“Mungkin saja Muhammad masuk ke dalam gua itu”. Sementara dengan ringan
pimpinan mereka mengatakan, “Wahai tolol, apakah kamu tidak melihat rumah
laba-laba itu?. Mana mungkin dia bisa masuk tolol!”.
Sampai pada cerita ini,
habib Umar mengatakan, “Inilah pelajaran luar biasa yang dapat kita teladani.
Dengan keikhlasan dan tawakkal kepada Allah, strategi tercanggih apapun tidak
akan mampu menembus benteng kebenaran. Pimpinan kafir Quraisy yang dikenal
cerdik ternyata mengatakan kebenaran yang disampaikan bawahannya bahwa
Rasulullah berada di dalam gua. Bukan hanya itu, ia malah mengatakan usul
kebenaran dengan memanggil wahai tolol.”
Kemudian ia meneruskan,
“Apalagi ketertipuan mereka disebabkan hanya dengan sarang laba-laba. Padahal
Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa rumah laba-laba adalah rumah
paling lemah. Artinya bahwa secanggih apapun kejahatan akan dikalahkan dengan
keikhlasan. Yang terkadang cara mengalahkannya adalah dengan suatu yang sangat
remeh, seperti sarang laba-laba. Untuk itu, saya sampaikan kepada seluruh umat
muslim jangalah takut terhadap rekayasa orang-orang non muslim yang
menghancurkan islam. Selama umat muslim ikhlas beramal karena Allah, pasti
Allah akan menjaga kita semua”. Mendengar keterangan ini, gemuruh takbir
membahana, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,…”.
Mushafahah usai shalat berjamaah. |
Bawang Putih Abu Ayyub Al-Anshari
Teladan lain dalam hijrah adalah hormatnya Abu Ayyub al-Anshari. Sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa kitab sejarah bahwa semenjak tiba di Madinah, Rasulullah menghuni di rumah keluarga Abu Ayyub al-Anshari. Dengan penuh cinta Abu Ayyub melayani Rasulullah. Bahkan, dia dan keluarganya selalu memakan makanan bekas Rasulullah untuk bertabarruk. Setiap hari, ketika masakan sudah matang, keluarganya tidak makan terdahulu. Makanan akan disuguhkan kepada Rasulullah dan sisanya baru dimakan.
Suatu malam, Abu Ayyub
menyuguhkan makanan sebagaimana biasanya. Namun betapa terperanjatnya ia,
ketika makanan yang dihidangkan tidak dijamah oleh Rasulullah. Dalam sebuah
kesempatan, Abu Ayyub bertanya kepada Rasulullah, “Mengapa engkau tidak memakan
makanan yang kami hidangkan?”. Nabi menjawab, “Ketika aku mau memakannya, ternyata
ada bau bawang di sana. Saya malu untuk menghadap Allah. Bagaimana mungkin
bibirku berdzikir sementara bau yang keluar tidak sedap?”.
Sampai cerita ini, riuh
takbir menggema di mana-mana, Allahu Akbar!, Allahu Akbar!, Allahu Akbar!. Dan
semenjak itulah, kaluarga Abu Ayyub tidak pernah mencampur masakan dengan
bawang sebagai rasa cinta kepada Rasulullah. Lagi-lagi, gema takbir menggema,
Allahu Akbar!, Allahu Akbar!, Allahu Akbar!.
Bid’ahkan Bertabarruk
kepada Rasulullah dan Ahli Ibadah?
Setelah Rasulullah wafat, Abu Ayyub sangat kehilangan kekasihnya. Bayangan-bayangan Rasulullah senantiasa hadir di dalam kehidupannya. Ketika di melihat tempat yang di sana pernah ditempati Rasulullah maka ia teringat kembali. Hingga sering Abu Ayyub menciumi tanah yang menjadi bekas tempat Rasulullah.
Setelah Rasulullah wafat, Abu Ayyub sangat kehilangan kekasihnya. Bayangan-bayangan Rasulullah senantiasa hadir di dalam kehidupannya. Ketika di melihat tempat yang di sana pernah ditempati Rasulullah maka ia teringat kembali. Hingga sering Abu Ayyub menciumi tanah yang menjadi bekas tempat Rasulullah.
Melihat kenyataan itu,
para shahabat pun mengatakan, “Wahai Abu Ayyub mengapa engkau melakukan itu?”.
Kemudian Abu Ayyub menjawab, “Apakah dilarang bagiku menciumi tanah ini? Tanah
yang menjadi bekas Rasulullah. Aku menciumnya bukan untuk apa-apa, tetapi untuk
mengenang kembali, mencintainya, bertabarruk kepada Rasulullah”.
Sejenak sebelum berangkat menuju monas |
Ia menambahkan,
“Bertabarruk bukan berarti menyembah, namun menngunakan bekas orang-orang yang
dicintai oleh Allah. Para rasul, nabi, wali, dan ahli ibadah. Bahwa Allah
memberikan anugerah atas bekas-bekas dari mereka semua. Nah, bagaimana mungkin
sekarang ini banyak orang yang membid’ahkan bertabarruk kepada Rasulullah Saw.
padahal persambungan ilmu mereka melewati banyak mata rantai”.
Muhammad Hasyim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar