Senin, 16 Juli 2012

KAFI, Embrio Gerakan Internet Sehat dan Aman Nusantara


       Apa yang diramalkan para futuristik beberapa tahun lalu telah menjadi kenyataan. Sebuah informasi yang bebas dan melepaskan sekat-sekat wilayah. Dulu, ketika telegram belum ditemukan, orang harus menunggu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menunggu kabar dari belahan dunia menuju belahan lainnya.
Kini, dengan perkembangan tehnologi dan informasi dengan hitungan seper sekian detik, kita dapat dengan mudah mendengar informasi, bukan hanya kabar tapi juga dalam bentuk audio-visual. Bahkan dalam tehnologi tertentu dapat melakukan interaktif dengan menggunakan teleconference.
Arus yang pesat dalam tehnologi informasi dan informasi (TIK) ini tidak semua berdampak positif. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu menjadi ‘bom waktu’ yang siap meluluhlantahkan bangungan peradaban yang dibangun para father founding bangsa selama ini. Ini terjadi jika TIK telah disalahgunakan.
Diantara letupan-letupan bom kecil telah kita lihat dalam realitas sehari-hari. Para pelajar kita, telah banyak mengakses tayangan-tayangan syur yang belum patut mereka lihat apalagi dinikamati dan dipraktekkan. Ratusan atau bahkan ribuan video mesum berjajar panjang mulai sabang hingga merauke menghiasi berita-berita media harian.
Selain itu, situs-situs berbau judi, game-game online yang tidak edukatif semarik marak digunakan. Para pelajar Indonesia lebih bersahabat atau bahkan bereforia dengan espektasi jejaring-jejaring sosial. Kegandrungan mereka hampir-hampir mengalahkan kedekatan dengan materi pelajaran. Sedangkan masih banyak guru dan orang tua hanya kuatir dan cemas tanpa dapat berbuat apa-apa.

Ketika Ulama, Intelektual, Birokrasi, dan Masyarakat Bergandeng Tangan
Potret di ataslah yang kemudian menjadi keprihatinan para ulama, intelektual, pemegang kebijakan Negara, dan masyarakat kita prihatin. Majelis Muwashalah sebagai representasi ulama, UPN Veteran representasi intelektual, Kemkominfo representasi abdi Negara, dan ICT Wacth representasi masyarakat serta bagai lembaga seperti PT Telkom telah mengadakan gerakan INSAN, Internet Sehat dan Aman. Gerakan ini telah menggandeng sekitar 1000 pesantren di seluruh nusantara yang berada di bawah jaringan Majelis Muwashalah Baina Ulamil Muslimin Indonesia.
Gerakan ini di mulai dari Provinsi Jawa Timur. Tahap awal telah mengadakan pelatihan komputer kepada perwakilan pesantren di Jawa Timur di UPN Veteran, Surabaya. Tahap kedua mengadakan sosialisasi para pengasuh pesantren di UPN Veteran, Surabaya. Sedangkan tahap ketiga mengadakan pelatihan lanjutan sepuluh pesantren di jawa timur pada 14-16 Juli 2012 di Pondok Pesantren Nurul Ikhlash, Sidoarjo, Jawa Timur.
Tahap ketiga ini, pelatihan dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: kelas streaming, kelas social media, serta kelas hardware dan jaringan. Kelas pertama bertujuan untuk meng-online kan sebanyak mungkin pengajian-pengajian pesantren dan khazanah kitab kuning. Kelas kedua bertujuan membuat sebnyak mungkin web, blog, atau jejaring sosial berkaitan dengan dakwah dan informasi keilaman. Kelas ketiga bertujuan membangun jaringan yang kuat dalam TIK antar pesantren nusantara.
Usai tahap ketiga ini, seluruh Jawa Timur akan di bagi menjadi tujuh zona. Para out put pelatihan ini akan membangun jaringan di daerahnya masing-masing dengan dukungan relawan TIK bentukan Majelis Muwashalah, UPN Veteran, Kemkominfo, dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Bapak Novianto selaku koordinator lapangan mengatakan, “Tahun 2012 tarjet pesantren Jawa Timur harus menjadi produsen TIK, bukan hanya konsumen saja”.
Tahap selanjutnya, gerakan ini akan digulirkan ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, dan seluruh nusantara. Bapak Novianto mengatakan, “Jawa Timur sebagai pilot project. Jika sukses akan digulirkan ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, dan seluruh pesantren nusantara”.

KAFI Sebagai Embrio Internet Sehat dan Aman
Dalam hitungan logisnya, dari 1000 pesantren jika menghasilkan 100 blog dakwah per pesantren maka akan tercipta 100.000 blog. Jika ini bisa berjalan dengan baik, maka gerakan dakwah akan mewarnai dunia online, dunia baru yang melepas sekat-sekat sosial dan territorial. Ini belum menghitung potensi jika masing-masing blog di tag di jejaring social, semisal facebook, twitter, dan lain sebagainya. Maka akan melahirkan gerakan dakwah yang beranak-pinak.
Untuk itulah, para peserta pelatihan TIK tahap pertama ini telah membentuk pergumulan sosial dengan nama Komunitas Santri Informatika yang diseingkat KAFI. Diharapkan komunitas ini bisa mengawal perjalanan gerakan internet sehat dan aman (INSAN). Sebuah misi yang sangat berat sebagai bentuk kepekaan pesantren atas dinamika social yang berkembang.
Ke depan jaringan dakwah ini bisa dikembangkan dengan memberikan informasi-informasi keislamaman dan menggerakkan berbagai potensi, seperti jual beli online, pelatihan online, dan lain sebagainya. Namun, gagasan-gagasan di atas tidak semudah membalikkan tangan. Perlu pemikiran yang cepat, efektif, dan efisien. Perlu ribuan –atau bahkan jutaan- tetes keringat untuk menjalankannya.
Semoga Majelis Muwashalah, UPN Veteran Surabaya, Kemkominfo, PT Telkom, ICT Wacth, Relawan TIK, dan berbagai elemen yang sudah ada bisa istiqamah melestarikan dan mengembangkan gerakan ini. Semoga gerakan ini benar-benar bisa mensehatkan dan mengamankan Indonesia dari anasir jahat dunia online. Menghiasi dan mengembangkan TIK dengan hal-hal yang bermanfaat. Amin!!!.  

Sidoarjo, 16 Juli 2012.


 Sosialisasi INSAN di UPN Veteran Surabaya
Dari kiri: Ketua Majelis Muwashalah Indonesia, 
Sekretaris Jendral Majelis Muwashalah Asia Tenggara,
Dirjen Kemkominfo
Rektor UPN Veteran


  Penandatangan MoU INSAN
Sekretaris Jendral Majelis Muwashalah Asia Tenggara,
Rektor UPN Veteran
PT Telkom Indonesia
Dirjen Kemkominfo
Usai acara:
Ketua Majelis Muwashalah Indonesia, 
Sekretaris Jendral Majelis Muwashalah Asia Tenggara,
Rektor UPN Veteran
Dirjen Kemkominfo
PT Telkom Indonesia
Beberapa elemen lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar